HAKIKAT SALAFY WAHABI
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah wa shallatu wasallam'ala Rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajma'in. Amma ba'du.
Akhir-akhir ini kita seringkali mendengar istilah "Salafy Wahabi" di tengah kaum Muslimin. Sebuah istilah yang terasa asing disebagian masyarakat awam. Namun, acap kali diperbincangkan oleh para cendikiawan dan penuntut ilmu. Apabila kita tanyakan kepada masyarakat Indonesia tentang siapakah Salafy Wahabi ini? Maka, akan muncul interpretasi negatif tentang istilah tersebut. Ya, masyarakat Indonesia yang notabene mengikuti Islam secara turun temurun dan masih kental dengan nuansa tradisional dalam beragama seolah telah terdoktrin dengan tuduhan terhadap Salafy Wahabi ini. Konotasi yang muncul dibenak sebagian masyarakat ketika mendengar istilah 'Wahabi' adalah Teroris, ISIS, Radikalis, Ekstrimis, Takfiri, Antek Yahudi, dll. Framing yang dibuat oleh media dan pengajaran di pesantren-pesantren senantiasa memojokkan Wahabi sebagai firqah sesat yang harus di waspadai. Sehingga membuat masyarakat terdorong untuk ikut andil dalam menuduh dan menyebarkan isu negatif seputar Salafy Wahabi ini. Padahal jika mereka ditanya tentang apa itu Wahabi dan Salafy? Siapakah Wahabi dan Salafy? Darimana asal datangnya firqah ini? Mereka bungkam seribu bahasa! Karena mereka termakan oleh isu-isu dan ujaran kebencian, namun tidak mau mempelajari literaturnya secara otentik.
Siapakah Salafy Wahabi itu?
Salaf secara bahasa berarti orang-orang terdahulu. Sedangkan menurut istilah Salaf adalah orang-orang terdahulu yang merupakan generasi terbaik dari umat ini, yakni para Sahabat, Tabi'in, dan Tabi'ut Tabi'in. Jadi, dapat diartikan bahwa Salafy adalah mereka yang senantiasa mengikuti para Salaf dalam beragama, beraqidah dan beribadah.
Sedangkan Wahabi merupakan istilah yang biasa dinisbatkan kepada para pengikut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Tetapi, penisbatan ini keliru. Karena istilah Wahabi sebenarnya sudah muncul pada tahun 211 H di Afrika Utara, tepatnya di Maroko yang mengacu kepada pengikut Abdul Wahab bin Rustum. Paham Wahabi yang dibawa Abdul Wahab bin Rustum memang telah disepakati kesesatannya. Bahkan al-Imam Al-Lakhami (w. 478 H) berfatwa bahwa Wahabi adalah salah satu dari sekte kelompok sesat Khawarij, karena mereka beranggapan bahwa kaum Muslimin yang tidak sepaham dengan ajaran Abdul Wahab bin Rustum telah kafir dan halal darahnya. Mereka juga mengatakan bahwa shalat Jum'at tidaklah diwajibkan atas kaum Muslimin. Sehingga jelaslah kesesatan Wahabi ini dan dihukum qishas oleh Khalifah pada waktu itu. Maka, sejak saat itu kelompok Wahabi telah hilang tanpa tersisa.
Kemudian pada abad ke-12 H, muncul seorang ulama di tanah Hijaz bernama Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Sebagai catatan, bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah seorang ulama ahlusunnah bermazhab Hambali yang dikenal paling gigih dalam mendakwahkan Tauhid dan memerangi kesyirikan di zamannya. Beliau adalah sosok yang 'alim dan tawadhu'. Hal ini bisa kita dapati dengan membaca kitab-kitab yang beliau tulis. Syaikh juga berperan besar dalam membongkar kesesatan Syi'ah yang pahamnya telah jelas berseberangan dengan ajaran Islam yang haq. Dari sinilah orang-orang Syi'ah membenci dakwah beliau dan pengikut-pengikutnya. Sehingga mereka melempar tuduhan Wahabi yang muncul di Maroko dahulu terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab untuk memprovokasi kaum Muslimin. Sayangnya, banyak diantara kaum Muslimin, khususnya di Indonesia yang justru ikut terprovokasi oleh orang-orang Syi'ah tersebut. Sampai hari ini pun, kaum Muslimin yang berada di Saudi Arabia tetap mendapatkan julukan 'Wahabi' ini, baik itu di kota Makkah Al-Mukarramah maupun di Madinah Al-Munawarah. Bahkan tak sedikit kaum Muslimin yang menuduh bahwa kedua kota tersebut adalah markas Wahabi. Allahul Musta'an.
Padahal apabila kita cermati, isi dari dakwah Salafy Wahabi ini adalah dakwah yang haq. Mereka menegakan Tauhid dan memerangi kesyirikan, menghidupkan Sunnah dan memberantas kebid'ahan, menyeru kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah melalui pemahaman Salafush Shalih. Subhanallah! Orang-orang Syi'ah yang dengki dengan dakwah ini terus menerus menggembosi kaum Muslimin untuk membenci mereka dengan berbagai kedustaan. Seperti Wahabi Salafy suka membunuh, mengkafirkan, membid'ahkan, menolak shalawat, benci dzikir dan doa, melarang ziarah kubur, dll. Ini semua adalah tuduhan dusta yang tidak terbukti sama sekali.
Jawaban atas fitnah terhadap dakwah Salaf:
1. Salafy Wahabi suka membunuh kaum Muslimin
Tuduhan ini 100℅ dusta. Tidak pernah sekalipun ulama Salafy mengatakan demikian, tidak pula kita dapati bahwa orang-orang Salafy Wahabi pernah membunuh sesama kaum Muslimin. Perbuatan ini amat sangat tidak dibenarkan. Karena membunuh jiwa yang tidak bersalah merupakan dosa terbesar kedua setelah syirik (menyekutukan Allah). Bukti nyata jawaban dari tuduhan ini adalah bahwa kaum Muslimin dari manapun tidak pernah dibunuh ketika melaksanakan haji dan umrah ke Haramain. Malah mereka mendapatkan keamanan dan kenyamanan disana.
2. Salafy Wahabi suka mengkafirkan sesama Muslim
Masalah mengkafirkan adalah masalah yang berat. Seseorang hanya boleh dikafirkan apabila telah sampai hujjah kepadanya dan dihilangkan syubhat terlebih dahulu. Tidak boleh mengkafirkan sesama Muslim, karena barangsiapa yang mengkafirkan saudaranya yang muslim, maka tuduhan tersebut akan kembali padanya. Tidak pernah pula ada nukilan bahwa Salafy Wahabi mengkafirkan sesama Muslim. Jika seseorang melakukan perbuatan kufur, maka mengingatkannya adalah wajib, tetapi tidak serta-merta langsung dikafirkan. Seandainya kaum Muslimin yang tidak sepaham dengan Salafy Wahabi dikafirkan, maka pemerintah Saudi Arabia tidak akan mengizinkan jama'ah haji dan umrah yang tidak sepaham dengannya untuk memasuki Makkah dan Madinah. Karena dua kota tersebut Haram dimasukki orang Kafir. Namun, nyatanya semua kaum Muslimin apapun mazhabnya, ormasnya, atau pahamnya, dipersilakan masuk kepada dua kota suci tersebut.
3. Salafy Wahabi suka membid'ahkan
Masalah membid'ahkan juga tidak bisa sembarangan. Harus disertai dengan ilmu dan hujjah yang kuat. Sesuatu tidak boleh dikatakan bid'ah kecuali dengan dalil dan hujjah yang kuat. Berbeda jika masalah tersebut sudah jelas kebid'ahannya dan tidak ada khilaf sama sekali dikalangan para ulama, maka harus disampaikan dengan cara yang baik. Adapun membid'ahkan secara serampangan tanpa hujjah maka hal itu tidaklah dibenarkan.
4. Salafy Wahabi menolak shalawat
Tuduhan yang begitu keji. Sejak kapan Salafy Wahabi menolak shalawat? Shalawat adalah amalan yang sangat mulia dan dianjurkan untuk dilakukan oleh seluruh kaum Muslimin. Ada banyak dalil yang mengatakan demikian. Lihatlah ketika imam Masjidil Haram dan masjid Nabawi berkhutbah, mereka mengawalinya dengan shalawat kepada Rasulullah ﷺ, setiap kali disebut nama Rasulullah ﷺ maka seluruh jama'ah langsung serentak mengucapkan shalawat! Yang menjadi permasalahan adalah ketika seseorang bershalawat dengan cara yang tidak diajarkan Nabi ﷺ, seperti shalawat Nariyah, Badriyah, shalawat yang diiringi musik, ikhtilath, dll. Cukuplah kita bershalawat dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.
5. Salafy Wahabi membenci dzikir dan do'a
Benar-benar mengherankan, dzikir dan do'a sangat-sangat ditekankan untuk dilakukan oleh setiap Muslim. Tidak ada satupun ulama Salafy yang membenci dzikir dan do'a. Tidakkah Anda melihat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tatkala Qunut Witir di bulan Ramadhan? Ketika imam dua kota suci tersebut menangis tersedu-sedu bermunajat kepada Allah subhanahuwata'ala dan diaminkan oleh jama'ah selama hampir satu jam! Itukah yang namanya benci do'a? Begitu pula dzikir. Dzikir yang tentunya sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ dan memperhatikan adabnya. Tidak menambah-nambah dan mengarang lafadz-lafadznya ataupun berdzikir sambil teriak-teriak, menggeleng-gelengkan kepala yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah ﷺ, para Sahabat, para Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in, maupun dari Imam yang empat!
6. Salafy Wahabi melarang ziarah kubur
Ziarah kubur adalah sunnah yang dianjurkan supaya kita mendo'akan penghuni kubur dan mengingatkan kita kepada kematian. Namun, yang dilarang adalah meminta kepada penghuni kubur, bertawasul dengannya, beribadah di kuburan, dan mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk ziarah kubur. Karena itu semua dilarang oleh Nabi ﷺ dalam beberapa haditsnya. Banyak para pemuja kuburan (khususnya Syi'ah) yang marah, sehingga mereka menuduh Salafy Wahabi melarang ziarah kubur. Allahul Musta'an.
Dan banyak lagi kedustaan yang dilontarkan terhadap Salafy Wahabi yang dibuat tidak lain oleh orang-orang yang membenci Tauhid dan Sunnah Rasulullah ﷺ dengan tujuan untuk memecah belah kaum Muslimin. Jangan sampai kita terprovokasi oleh tuduhan-tuduhan tersebut. Dan marilah kita rajut persatuan umat diatas Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah ﷺ. Seandainya dakwah tersebut adalah dakwah yang sesat, maka tidak mungkin mereka bisa menduduki Makkah dan Madinah, dua kota suci yang setiap jengkal tanahnya dijaga oleh para Malaikat, tempat Nabi ﷺ lahir dan wafat, yang senantiasa terjaga kesuciannya hingga hari kiamat, dan selamanya akan menjadi markas umat Islam.
Semoga setelah membaca tulisan ini kita bisa lebih memahami tentang hakikat Salafy Wahabi, bahwa penamaan tersebut hanyalah istilah yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menebar kebencian ditengah kaum Muslimin. Dan semua tuduhan tentang Salafy Wahabi tidaklah benar. Mereka mendakwahkan Islam yang haq, menegakan Tauhid dan memberantas kesyirikan, menghidupkan Sunnah dan mematikan kebid'ahan. Inilah jalannya Salafush Shalih, al-firqotun najiyyah.
Wallahu'alam.
Semoga Allah menjaga kita semua.
Bandung, 12 Juni 2019
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah wa shallatu wasallam'ala Rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajma'in. Amma ba'du.
Akhir-akhir ini kita seringkali mendengar istilah "Salafy Wahabi" di tengah kaum Muslimin. Sebuah istilah yang terasa asing disebagian masyarakat awam. Namun, acap kali diperbincangkan oleh para cendikiawan dan penuntut ilmu. Apabila kita tanyakan kepada masyarakat Indonesia tentang siapakah Salafy Wahabi ini? Maka, akan muncul interpretasi negatif tentang istilah tersebut. Ya, masyarakat Indonesia yang notabene mengikuti Islam secara turun temurun dan masih kental dengan nuansa tradisional dalam beragama seolah telah terdoktrin dengan tuduhan terhadap Salafy Wahabi ini. Konotasi yang muncul dibenak sebagian masyarakat ketika mendengar istilah 'Wahabi' adalah Teroris, ISIS, Radikalis, Ekstrimis, Takfiri, Antek Yahudi, dll. Framing yang dibuat oleh media dan pengajaran di pesantren-pesantren senantiasa memojokkan Wahabi sebagai firqah sesat yang harus di waspadai. Sehingga membuat masyarakat terdorong untuk ikut andil dalam menuduh dan menyebarkan isu negatif seputar Salafy Wahabi ini. Padahal jika mereka ditanya tentang apa itu Wahabi dan Salafy? Siapakah Wahabi dan Salafy? Darimana asal datangnya firqah ini? Mereka bungkam seribu bahasa! Karena mereka termakan oleh isu-isu dan ujaran kebencian, namun tidak mau mempelajari literaturnya secara otentik.
Siapakah Salafy Wahabi itu?
Salaf secara bahasa berarti orang-orang terdahulu. Sedangkan menurut istilah Salaf adalah orang-orang terdahulu yang merupakan generasi terbaik dari umat ini, yakni para Sahabat, Tabi'in, dan Tabi'ut Tabi'in. Jadi, dapat diartikan bahwa Salafy adalah mereka yang senantiasa mengikuti para Salaf dalam beragama, beraqidah dan beribadah.
Sedangkan Wahabi merupakan istilah yang biasa dinisbatkan kepada para pengikut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Tetapi, penisbatan ini keliru. Karena istilah Wahabi sebenarnya sudah muncul pada tahun 211 H di Afrika Utara, tepatnya di Maroko yang mengacu kepada pengikut Abdul Wahab bin Rustum. Paham Wahabi yang dibawa Abdul Wahab bin Rustum memang telah disepakati kesesatannya. Bahkan al-Imam Al-Lakhami (w. 478 H) berfatwa bahwa Wahabi adalah salah satu dari sekte kelompok sesat Khawarij, karena mereka beranggapan bahwa kaum Muslimin yang tidak sepaham dengan ajaran Abdul Wahab bin Rustum telah kafir dan halal darahnya. Mereka juga mengatakan bahwa shalat Jum'at tidaklah diwajibkan atas kaum Muslimin. Sehingga jelaslah kesesatan Wahabi ini dan dihukum qishas oleh Khalifah pada waktu itu. Maka, sejak saat itu kelompok Wahabi telah hilang tanpa tersisa.
Kemudian pada abad ke-12 H, muncul seorang ulama di tanah Hijaz bernama Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Sebagai catatan, bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah seorang ulama ahlusunnah bermazhab Hambali yang dikenal paling gigih dalam mendakwahkan Tauhid dan memerangi kesyirikan di zamannya. Beliau adalah sosok yang 'alim dan tawadhu'. Hal ini bisa kita dapati dengan membaca kitab-kitab yang beliau tulis. Syaikh juga berperan besar dalam membongkar kesesatan Syi'ah yang pahamnya telah jelas berseberangan dengan ajaran Islam yang haq. Dari sinilah orang-orang Syi'ah membenci dakwah beliau dan pengikut-pengikutnya. Sehingga mereka melempar tuduhan Wahabi yang muncul di Maroko dahulu terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab untuk memprovokasi kaum Muslimin. Sayangnya, banyak diantara kaum Muslimin, khususnya di Indonesia yang justru ikut terprovokasi oleh orang-orang Syi'ah tersebut. Sampai hari ini pun, kaum Muslimin yang berada di Saudi Arabia tetap mendapatkan julukan 'Wahabi' ini, baik itu di kota Makkah Al-Mukarramah maupun di Madinah Al-Munawarah. Bahkan tak sedikit kaum Muslimin yang menuduh bahwa kedua kota tersebut adalah markas Wahabi. Allahul Musta'an.
Padahal apabila kita cermati, isi dari dakwah Salafy Wahabi ini adalah dakwah yang haq. Mereka menegakan Tauhid dan memerangi kesyirikan, menghidupkan Sunnah dan memberantas kebid'ahan, menyeru kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah melalui pemahaman Salafush Shalih. Subhanallah! Orang-orang Syi'ah yang dengki dengan dakwah ini terus menerus menggembosi kaum Muslimin untuk membenci mereka dengan berbagai kedustaan. Seperti Wahabi Salafy suka membunuh, mengkafirkan, membid'ahkan, menolak shalawat, benci dzikir dan doa, melarang ziarah kubur, dll. Ini semua adalah tuduhan dusta yang tidak terbukti sama sekali.
Jawaban atas fitnah terhadap dakwah Salaf:
1. Salafy Wahabi suka membunuh kaum Muslimin
Tuduhan ini 100℅ dusta. Tidak pernah sekalipun ulama Salafy mengatakan demikian, tidak pula kita dapati bahwa orang-orang Salafy Wahabi pernah membunuh sesama kaum Muslimin. Perbuatan ini amat sangat tidak dibenarkan. Karena membunuh jiwa yang tidak bersalah merupakan dosa terbesar kedua setelah syirik (menyekutukan Allah). Bukti nyata jawaban dari tuduhan ini adalah bahwa kaum Muslimin dari manapun tidak pernah dibunuh ketika melaksanakan haji dan umrah ke Haramain. Malah mereka mendapatkan keamanan dan kenyamanan disana.
2. Salafy Wahabi suka mengkafirkan sesama Muslim
Masalah mengkafirkan adalah masalah yang berat. Seseorang hanya boleh dikafirkan apabila telah sampai hujjah kepadanya dan dihilangkan syubhat terlebih dahulu. Tidak boleh mengkafirkan sesama Muslim, karena barangsiapa yang mengkafirkan saudaranya yang muslim, maka tuduhan tersebut akan kembali padanya. Tidak pernah pula ada nukilan bahwa Salafy Wahabi mengkafirkan sesama Muslim. Jika seseorang melakukan perbuatan kufur, maka mengingatkannya adalah wajib, tetapi tidak serta-merta langsung dikafirkan. Seandainya kaum Muslimin yang tidak sepaham dengan Salafy Wahabi dikafirkan, maka pemerintah Saudi Arabia tidak akan mengizinkan jama'ah haji dan umrah yang tidak sepaham dengannya untuk memasuki Makkah dan Madinah. Karena dua kota tersebut Haram dimasukki orang Kafir. Namun, nyatanya semua kaum Muslimin apapun mazhabnya, ormasnya, atau pahamnya, dipersilakan masuk kepada dua kota suci tersebut.
3. Salafy Wahabi suka membid'ahkan
Masalah membid'ahkan juga tidak bisa sembarangan. Harus disertai dengan ilmu dan hujjah yang kuat. Sesuatu tidak boleh dikatakan bid'ah kecuali dengan dalil dan hujjah yang kuat. Berbeda jika masalah tersebut sudah jelas kebid'ahannya dan tidak ada khilaf sama sekali dikalangan para ulama, maka harus disampaikan dengan cara yang baik. Adapun membid'ahkan secara serampangan tanpa hujjah maka hal itu tidaklah dibenarkan.
4. Salafy Wahabi menolak shalawat
Tuduhan yang begitu keji. Sejak kapan Salafy Wahabi menolak shalawat? Shalawat adalah amalan yang sangat mulia dan dianjurkan untuk dilakukan oleh seluruh kaum Muslimin. Ada banyak dalil yang mengatakan demikian. Lihatlah ketika imam Masjidil Haram dan masjid Nabawi berkhutbah, mereka mengawalinya dengan shalawat kepada Rasulullah ﷺ, setiap kali disebut nama Rasulullah ﷺ maka seluruh jama'ah langsung serentak mengucapkan shalawat! Yang menjadi permasalahan adalah ketika seseorang bershalawat dengan cara yang tidak diajarkan Nabi ﷺ, seperti shalawat Nariyah, Badriyah, shalawat yang diiringi musik, ikhtilath, dll. Cukuplah kita bershalawat dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.
5. Salafy Wahabi membenci dzikir dan do'a
Benar-benar mengherankan, dzikir dan do'a sangat-sangat ditekankan untuk dilakukan oleh setiap Muslim. Tidak ada satupun ulama Salafy yang membenci dzikir dan do'a. Tidakkah Anda melihat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tatkala Qunut Witir di bulan Ramadhan? Ketika imam dua kota suci tersebut menangis tersedu-sedu bermunajat kepada Allah subhanahuwata'ala dan diaminkan oleh jama'ah selama hampir satu jam! Itukah yang namanya benci do'a? Begitu pula dzikir. Dzikir yang tentunya sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ dan memperhatikan adabnya. Tidak menambah-nambah dan mengarang lafadz-lafadznya ataupun berdzikir sambil teriak-teriak, menggeleng-gelengkan kepala yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah ﷺ, para Sahabat, para Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in, maupun dari Imam yang empat!
6. Salafy Wahabi melarang ziarah kubur
Ziarah kubur adalah sunnah yang dianjurkan supaya kita mendo'akan penghuni kubur dan mengingatkan kita kepada kematian. Namun, yang dilarang adalah meminta kepada penghuni kubur, bertawasul dengannya, beribadah di kuburan, dan mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk ziarah kubur. Karena itu semua dilarang oleh Nabi ﷺ dalam beberapa haditsnya. Banyak para pemuja kuburan (khususnya Syi'ah) yang marah, sehingga mereka menuduh Salafy Wahabi melarang ziarah kubur. Allahul Musta'an.
Dan banyak lagi kedustaan yang dilontarkan terhadap Salafy Wahabi yang dibuat tidak lain oleh orang-orang yang membenci Tauhid dan Sunnah Rasulullah ﷺ dengan tujuan untuk memecah belah kaum Muslimin. Jangan sampai kita terprovokasi oleh tuduhan-tuduhan tersebut. Dan marilah kita rajut persatuan umat diatas Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah ﷺ. Seandainya dakwah tersebut adalah dakwah yang sesat, maka tidak mungkin mereka bisa menduduki Makkah dan Madinah, dua kota suci yang setiap jengkal tanahnya dijaga oleh para Malaikat, tempat Nabi ﷺ lahir dan wafat, yang senantiasa terjaga kesuciannya hingga hari kiamat, dan selamanya akan menjadi markas umat Islam.
Semoga setelah membaca tulisan ini kita bisa lebih memahami tentang hakikat Salafy Wahabi, bahwa penamaan tersebut hanyalah istilah yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menebar kebencian ditengah kaum Muslimin. Dan semua tuduhan tentang Salafy Wahabi tidaklah benar. Mereka mendakwahkan Islam yang haq, menegakan Tauhid dan memberantas kesyirikan, menghidupkan Sunnah dan mematikan kebid'ahan. Inilah jalannya Salafush Shalih, al-firqotun najiyyah.
Wallahu'alam.
Semoga Allah menjaga kita semua.
Bandung, 12 Juni 2019
Komentar
Posting Komentar