Langsung ke konten utama

MENGISI WAKTU DENGAN BELAJAR BAHASA ARAB



Mengisi Waktu Dengan Belajar Bahasa Arab
            Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, wa shalatu wa sallamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala alihi wa ashhabihi ajma’in. Amma ba’ad.
            Kita bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla yang senantiasa memberikan limpahan rahmat dan kenikmatan kepada kita. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, para Shahabatnya, Keluarganya, dan seluruh manusia yang mengikuti ajarannya hingga hari pembalasan.
            Kaum Muslimin yang semoga senantiasa dalam perlindungan Allah Ta’ala, wabah Corona yang tengah melanda umat manusia di seluruh dunia telah melahirkan banyak dampak yang merugikan bagi kita semua. Munculnya wabah ini telah mempengaruhi tatanan kehidupan manusia di berbagai aspek. Mulai dari aspek ekonomi, sosial, hingga agama. Kita melihat banyaknya saudara-saudara kita yang harus kehilangan pekerjaan akibat wabah ini. Kita melihat interaksi sesama manusia harus dibatasi, para perantau tidak bisa kembali ke kampung halamannya, dan segala aktivitas yang melibatkan banyak orang harus ditunda atau bahkan dibatalkan akibat wabah ini. Kita merasa sedih tiada shalat berjamaah di Masjid, kajian-kajian agama diliburkan, umroh ke Tanah Haram ditangguhkan sementara, hingga ibadah di bulan suci Ramadhan tahun ini harus dijalani tanpa shalat Tarawih di Masjid. Tentunya kita merasa sedih atas itu semua. Kita pun diwajibkan untuk diam di rumah demi mencegah semakin tersebarnya wabah ini.
Benar, itulah beberapa usaha lahiriah kita agar wabah ini segera berakhir. Disamping kita terus memaksimalkan ikhtiar lewat doa kepada Allah Rabbul ‘alamin dan menjaga dzikir-dzikir yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dijadikan benteng agar kita terhindar dari wabah ini.
Disisi lain kita dapati bahwa wabah ini juga menghasilkan hikmah besar yang patut kita manfaatkan. Diamnya kita di rumah saat pandemi ini membuat kita memiliki banyak waktu untuk melakukan hal-hal positif. Akan tetapi, kita dapati ada sebagian manusia yang tertipu akan nikmat waktu luang disaat terjadinya wabah ini. Ada yang menggunakannya untuk bermain game, menonton acara yang tidak bermanfaat, sibuk dengan berita tentang Corona yang bisa berdampak buruk pada psikologis, hingga hal yang tidak bermanfaat lainnya yang membuat waktu begitu terbuang sia-sia. Benarlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkenaan dengan waktu:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Shahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)
            Waktu luang yang kita dapat tatkala terjadi pandemi ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin dengan mengisinya melalui berbagai hal yang bermanfaat. Sebagai contoh, -semoga ini tidak termasuk riya’, penulis hanya berharap semoga pembaca sekalian dapat mengambil pelajaran dari pengalaman penulis ini- adalah mengisi waktu ini dengan mempelajari bahasa Arab yang mulia. Penulis bukanlah sosok yang pernah mengenyam pendidikan agama secara mendalam (pondok), sehingga terhadap bahasa Arab bisa dibilang sangat awam. Namun keinginan untuk memahami Al-Qur’an dan Sunnah begitu besar. Dan untuk memahami Al-Qur’an dan Sunnah tentunya tidak mungkin dapat dicapai kecuali dengan memahami bahasa Arab. Akan tetapi penulis merasa kesulitan dalam belajar bahasa Arab. Disamping sulitnya mencari guru yang kompeten di daerah penulis, juga sulitnya mengatur waktu untuk belajar. Selama ini, hal itulah yang menjadi hambatan bagi penulis.
Di masa lockdown ini, atas karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, penulis diberikan kesempatan untuk mempelajari bahasa Arab. Penulis memanfaatkan media telekomunikasi (internet) untuk belajar, salah satu kemudahan dari Allah atas manusia pada zaman ini dimana media untuk menuntut ilmu tersedia dimana-mana. Walhamdulillah wa qodarullah, kebetulan disaat lockdown pandemi ini, Ustadz DR. Firanda Andirja, MA. hafizhahullah mengadakan pembelajaran bahasa Arab rutin (Ilmu Nahwu) untuk pemula. Pelajaran beliau dimulai dari ba’da ‘Ashar setiap harinya sekitar satu jam pelajaran. Hingga tatkala memasukki bulan Ramadhan, beliau memulai pelajaran dari pukul 20.15 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB.
Teringat nasihat dari beliau yang begitu menggugah hati, bahwa bahasa Arab ini merupakan pintu dari seluruh ilmu syari’at. Kalau kita sudah bisa memahami bahasa Arab ini kita akan merasakan kelezatan ketika membaca Al-Qur’an, mudah menghafalkannya dan mengkaji tafsirnya. Demikian pula dengan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, kita akan mudah memahami maknanya dan juga menghafalkannya. Kita bisa membaca kitab-kitab para ulama dan menggali ilmu dari hasil jerih payah tulisan mereka. Kita bisa menuntut ilmu dari para Masyaikh Ahlus Sunnah, mendengarkan kajian mereka, dan memahami apa yang mereka sampaikan. Betapa nikmatnya bila kita mampu menguasai bahasa Arab. Maka, inilah salah satu ilmu alat terpenting yang wajib dipelajari oleh para penuntut ilmu.
Berangkat dari situlah penulis amat termotivasi untuk mempelajari bahasa Arab ini, terlebih ilmu Nahwu. Karena menurut beberapa sumber yang penulis dapatkan, bahwa metode belajar bahasa Arab yang paling efektif saat ini adalah dengan mempelajari kaidah-kaidah tata bahasanya terlebih dahulu (Nahwu), baru kemudian setelah itu dipelajari pelengkapnya yakni ilmu Shorof. Penulis pun membeli kitab Al-Muyassar Fi ‘Ilmin Nahwi sebagai referensi dalam belajar. Kitab ini ditulis oleh Ustadz Aceng Zakaria hafizhahullah dan dianggap sebagai salah satu buku terbaik untuk pelajaran Nahwu dari dasar.
Setiap hari ba’da ‘Ashar, penulis mengikuti pelajaran lewat live streaming di halaman Facebook Ustadz Firanda. Tetapi terkadang penulis tidak dapat mengikutinya secara langsung dikarenakan hambatan jaringan internet yang kurang memadai. Maklum, penulis tinggal jauh di daerah pedesaan sehingga jaringan internet kadang-kadang tidak terlalu stabil. Sebagai alternatif, penulis mendownload video tersebut dan mempelajarinya di waktu lain. Alhamdulillah, sejak tulisan ini dibuat, pembelajaran ilmu Nahwu Ustadz Firanda sudah sampai di Bab Isim-Isim yang Manshub. Allah Ta’ala berikan kemudahan dalam mempelajarinya, sesuai dengan Firman-Nya:
  وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17)
Selain mengikuti pembelajaran langsung dari Ustadz Firanda, penulis juga menambah jam pelajaran dengan mengkaji video pelajaran ilmu Nahwu dari kitab Al-Muyassar Fi ‘Ilmin Nahwi di Channel Rumaysho TV oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal hafizhahullah. Pelajaran beliau terdiri atas 70 video, yang mana video tersebut merupakan rekaman dari pembelajaran langsung pada saat libur akhir tahun 2016 di Pesantren Darush Sholihin, Gunung Kidul, Jogjakarta. Alhamdulillah Allah mudahkan penulis mengikuti pelajaran tersebut. Penulis mempelajari sekitar dua video per harinya, sehingga dalam jangka waktu kurang lebih sebulan, kitab Al-Muyassar telah penulis khatamkan. Semua itu tidak akan terjadi melainkan dengan pertolongan dari Allah Ta’ala.
Sekarang, penulis mulai merasakan lezatnya belajar bahasa Arab. Penulis sedikit-sedikit bisa mengetahui kedudukan suatu kata dalam bahasa Arab ketika membaca Al-Qur’an ataupun ketika membaca hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam¸ sedikit-sedikit penulis bisa memahami arti dan maknanya, alhamdulillah ‘ala kulli hal. Meskipun demikian, penulis masih berusaha agar dapat membaca kitab Arab yang tidak berharokat (Arab Gundul). Sehingga dengannya penulis dapat memahami kitab-kitab para ulama. Semoga Allah Ta’ala memudahkan keinginan penulis.
Dahulu penulis pernah beranggapan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sangat sulit. Rasanya hampir mustahil dipelajari apalagi tanpa bimbingan guru secara langsung. Namun, setelah penulis memulai untuk mempelajarinya dengan memanfaatkan waktu luang di kala lockdown ini, alhamdulillah berkat pertolongan dan taufiq dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, penulis dapati ternyata bahasa Arab adalah bahasa yang mudah. Memang, awalnya terasa sulit. Tetapi seiring berjalannya waktu, kemudahan demi kemudahan itu akan datang. Dan kelezatan saat kita belajar bahasa Arab akan dapat kita rasakan. Bi idznillah.
Demikianlah saudara-saudaraku, betapa adilnya Allah ‘Azza wa Jalla. Kita yang hidup di zaman ini diberikan banyak sekali wasilah untuk menuntut ilmu. Semuanya tersedia, tinggal kita memiliki kemauan atau tidak. Kita sepakat bahwa di zaman ini nyaris tiada manusia yang ilmunya sefaqih Imam Syafi’i dan Imam Ahmad. Hampir tiada manusia yang hafalannya sehebat Imam Bukhari dan Imam Muslim. Tetapi untuk kita, Allah Ta’ala berikan yang namanya teknologi, sehingga ilmu itu tetap terjaga dan kita diberikan kemudahan untuk mengambilnya. Renungkanlah, betapa adilnya Allah.
Akan tetapi, harus kita catat dan kita pahami bahwa kita tidak boleh hanya mencukupkan diri dengan belajar lewat sarana ini. Menuntut ilmu secara langsung dengan bermulazamah kepada Ustadz tentunya lebih afdhol. Namun, media-media ini kita gunakan sebagai alternatif saja. Apalagi disaat terjadi wabah seperti ini, kita manfaatkan kemudahan yang diberikan Allah Ta’ala dengan menjadikannya sebagai wasilah dalam menuntut ilmu. Kita isi waktu luang yang Allah berikan dengan hal-hal yang bermanfaat.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari wabah Corona ini. Pelajaran betapa besarnya nikmat diberikan rasa aman oleh Allah ‘Azza wa Jalla, nikmat diberikan kesehatan dan waktu luang. Semoga wabah Corona ini segera berakhir, Allah hilangkan kesulitan yang dialami kaum Muslimin, sehingga seluruh aktivitas dapat kembali terlaksana sebagaimana sedia kala. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan taufiq kepada kita untuk terus dapat beramal dan melakukan hal-hal yang diridhoi-Nya. Semoga Allah Ta’ala menerima ibadah kita di bulan suci Ramadhan dan kita dapat dipertemukan kembali dengannya di tahun berikutnya. Semoga sepenggal kisah ini bermanfaat bagi pembaca dan kita dapat mengambil pelajaran darinya. Aamiin.
Penulis memohon ampun kepada Allah dari segala kekhilafan dan kekeliruan yang ada pada tulisan ini. Kesempurnaan hanyalah milik-Nya.
Subhanakallahuma wa bihamdik, asyhadu allaa ilaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar

  1. Bismillah
    Semoga kita semakin dipermudah untuk belajar bahasa arab....
    Barakallahu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Barakallahu fiik.

      Terimakasih sudah berkunjung akhi.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengatasi Video Story WhatsApp Tidak Sinkron

  Mengatasi Video Story WhatsApp Tidak Sinkron Sebagaimana kita ketahui, bahwa maksimal durasi video yang dapat diposting pada Story WhatsApp terbatas hanya 30 detik. Jika videonya lebih dari 30 detik, maka biasanya kita akan membaginya menjadi beberapa bagian. Kita tinggal menggeser bagian dari masing-masing video tersebut menjadi per 30 detik. Dulu tidak ada masalah ketika kita terapkan cara seperti ini. Video akan tetap tampil dengan baik tanpa ada kendala. Namun, belakangan ini kerap kali ditemui kasus, yakni ketika posting Story Video, di part yang ke-2 dan seterusnya, video yang kita kirim justru menjadi tidak sinkron antara gambar dan suara. Contohnya, ketika saya posting kajian video berdurasi 1 menit. Pada bagian pertama, tidak ada masalah. Adapun ketika di bagian yang kedua, maka antara suara dan gambar menjadi tidak sesuai. Sehingga terkesan menjadi kurang nyaman untuk dilihat.  Pernahkah mengalaminya, teman-teman? Tentu gak enak ya. Seperti kata pepata...