Langsung ke konten utama

Mengingat, Bukan Meratap



Kemed, apa itu BIOS?

Rohimat? Persiapan.... Rohmat... Busssss.....

Ivan Wanda? Van...Van atuh Van!...

Ada pertanyaan? BU, NAROS!!! WHHAHHHHH...... (Sambil gebrak meja)

Sebuah benda yang massanya....

Rohmat Hadir?.... Macul!!! Ngarambet!!!!....

Yoga? Busssss.........

Cimeong......

Tasya! Sidang!!!...

Yesssss..... Aiiiii..... Huaaahaaahaahaa...... Gousssss aaahh......

Nah, sekarang KITA PRE TEST!!!

Sekarang kita bahas NAT, apa sih NAT itu?....

TAH! Kabeneran, Din ayeuna....

Es lilin mah ceuceu, DI DORONG-DORONG.....

 

Teman, kalimat diatas mungkin tak akan pernah lagi kita dengar. Dimana dahulu kalimat-kalimat seperti itu terbiasa berputar di sekeliling kita. Biarlah menjadi pelajaran dan kenangan yang akan senantiasa kita simpan sebagai bagian perjalanan kehidupan.

Bolehkah kita mengingat-ingat masa itu? Tak boleh, seandainya kita terus-menerus mengingatnya sampai tak bisa move on. Tetapi seandainya kita mengingatnya sesekali, wajar saja. Hendaknya kita tak melupakan teman-teman yang dahulu duduk bersama kita di kelas.

Sebetulnya saya tak ber’azzam membuat tulisan ini. Tetapi karena ada beberapa teman yang meminta, “Van, tulis atuh momen-momen pas SMK di blog. Mun bisa mah pake gambar.”

Berat ini. Pertama, saya gak hafal semua momen-momen tersebut. Kedua, saya juga tak memiliki banyak foto-foto teman-teman sekelas.

Tapi, saya usahakan menghubungi beberapa kawan untuk menceritakan momen apa saja yang berkesan selama duduk di bangku SMK, sekaligus kirim beberapa gambar (yang pantas) berkaitan dengan tema ini.

Alhamdulillah beberapa diantaranya merespon dengan baik. Sehingga saya bisa mengumpulkannya dalam satu tulisan untuk di publikasikan di blog ini. Saya ucapkan terima kasih.

Tulisan ini lumayan panjang. Maka, siapkanlah kopi untuk temani membaca. Hehe.


Juli 2017 – Pertama Kenal Istilah Komputer

Selama seminggu, para peserta didik baru mengikuti kegiatan MPLS. Kegiatan berjalan dengan baik. Pagi hari, di ruangan khusus, semua peserta mendapatkan materi mengenai pengenalan kejuruan, yakni Teknik Komputer dan Jaringan.

Moderator kemudian mengatakan, “Sekarang kalian akan mendapat materi tentang pengenalan kejuruan di SMK PGRI Cibaribis, yakni Teknik Komputer dan Jaringan. Silakan disimak baik-baik. Materi akan disampaikan oleh bapak Soni Sanusi, S.Pd.”

(Wajah-wajah polos)

Pemateri pun memasukki ruangan. Beliau tidak terlalu asing bagi siswa yang sebelumnya dari SMP PGRI Cibaribis, karena kami sering melihat beliau lalu lalang di lingkungan sekolah, tetapi kalau dikatakan mengenal, tentu saja belum. 

Awalnya saya kira beliau tipikal guru yang serius. Tetapi setelah beliau berbicara selama 5 menit, barulah saya sadari bahwa Pak Soni ternyata guru yang cukup humoris. Beliau sesekali bercanda. Tetapi kalau situasinya serius, beliau pasti serius. Masih teringat kutipan perkataan beliau di ruangan itu yang membuat saya dan teman-teman tertawa.

“Apa itu komputer?” tanya beliau kepada para siswa.

Kami terdiam. Karena biasanya dalam menjelaskan definisi, diperlukan penguasaan mendalam mengenai hal tersebut. Tidak ada yang berani menyahut.

“Baik. Saya jelaskan.” Katanya.

“Secara sederhana komputer itu disebut juga alat hitung. Ingat, ini pengertian secara umum. Pengertian sejak zaman dulu sekali. Pokoknya ini pengertian semenjak zaman Fir’aun masih bujang.” Beliau menjelaskan.

(Di ruang sebelah TU)

Sontak saja, perkataan beliau ini membuat kami tertawa. Sampai sekarang masih saya ingat pernyataan itu.

Beliau lanjutkan, “Kalau pengertian yang lebih tepatnya, Komputer adalah serangkaian alat elektronik yang bisa mengubah data menjadi informasi. Ingat baik-baik. Jangan sampai kalian sekolah TKJ, tapi gak tahu apa itu komputer. Malu atuh ku almamater” Kalimat ini membuat saya termotivasi untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh.


Juli 2017 – Jangan Nangis, Malu Sama Kumis

Pada hari terakhir MPLS, saya dan teman-teman dikagetkan dengan akting yang dilakukan oleh kakak kelas saat upacara penutupan.

Waktu itu, drama diawali dengan dimarahinya kami oleh kakak kelas karena dinilai tidak menjaga kesopanan dan kebersihan. Sampai ada diantara mereka yang menangis parah saat memarahi kami. Jujur saya, tidak ada satupun diantara kami yang tahu bahwa hal itu hanyalah kepura-puraan.

(Sayang sekali, foto jelasnya sudah terhapus bersamaan dengan terinfeksinya Flashdisk saya oleh virus)

Hingga dipanggil satu kelompok ke depan, dimarahi oleh panitia. Saya gak ingat kelompok berapa itu. Kemudian kakak kelas menunjuk salah seorang peserta, yakni teman dekat saya, Akh Ahmad Kusumah. Dia kena marah habis-habisan (bebeak-an) pokoknya.

Namun, tidak lama berselang diumumkanlah bahwa ternyata temanku itu dinobatkan sebagai siswa terbaik dalam pelaksanaan MPLS. Jadi ceritanya cuma prank itu. Kamipun kaget, bahkan temanku itu sempat menangis terharu. Sampai ada beberapa teman-teman mengatakan, “Jangan nangis, malu sama kumis.”

 

Agustus 2017 – LDKS

Bagian ini sangat panjang, jadi saya ringkas saja. Selengkapnya bisa baca di buku kami, Meniti Harapan di Jalan Tandus.

Pada bulan Agustus 2017, SMK PGRI Cibaribis kembali mengadakan kegiatan rutin tahunan, LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa). Program ini merupakan hal yang wajib di ikuti oleh setiap Siswa karena menjadi salah satu persyaratan untuk mengikuti Prakerin di kelas 11 nanti. Dan di tahun ini, ada sekitar 100 Siswa yang ikut serta dalam acara yang di gelar di Gunung Puntang tersebut. 100 orang itu di bagi dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 10 orang.

(Saat upacara bendera)

Selama dua hari semalam, saya dan teman-teman di haruskan melaksanakan berbagai kegiatan yang telah di rencanakan sebelumnya. Sungguh melelahkan, namun ada banyak pengalaman yang sulit dilupakan selama kegiatan tersebut.

Dan yang paling berkesan bagi saya adalah saat diskusi dalam sesi debat bersama kawan-kawan. Pertama kalinya saya berbicara didepan umum, dan menjadi pengalaman berharga dalam menghadapi perjalanan di sekolah ini selama tiga tahun setelahnya.

 

September 2017 – Hampir Tileuleup (Tenggelam) di Kolam 1 Meter

(Beberapa saat sebelum insiden terjadi)

Ceritanya, waktu itu tengah dilaksanakan praktikum renang pelajaran PJOK. Yakni praktik meluncur kemudian berenang gaya bebas. Tak terduga, salah seorang teman kami begitu merakyat dan bermurah hati untuk pura-pura tenggelam supaya teman-teman yang lain bisa tertawa. Tinggi badan beliau saat itu sekitar 165 cm, sementara kedalaman kolam hanya 100 cm/1 meter saja. Bayangkan, bagaimana mungkin caranya tenggelam di kolam sedangkal itu?

(Saat lompat ke kolam 1 meter)

Meluncur!!!! 

Teman kami itu tenggelam. Beliau panik tak karuan, tangannya melambai-lambai sambil berteriak, “Tolong, pak tolong.” Tetapi guru PJOK justru tertawa dan balik bertanya sambil menunjuk beliau, “Kunaon!!!!???”

 

Oktober 2017 - Tradisi Ngawifi Bareng Terhenti Setelah Disindir Seseorang

Kami punya tradisi ngawifi bareng ketika jam istirahat di lantai atas dekat ruang TU. Setiap jam istirahat, tempat tersebut penuh sesak dengan siswa yang ingin menggunakan fasilitas Wifi sekolah. Banyak yang mengaku, bahwa ngawifi tersebut untuk mencari materi dan mengerjakan tugas. Tapi, faktanya tahu sendirilah bagaimana.

(Suasana khusyu' ngawifi bareng)

Bahkan tak hanya di jam istirahat, ketika jam pelajaran pun animo kawan-kawan tetap tinggi untuk mencari internet gratisan. Terutama ketika jamkos, alasannya sama, cari materi. Argumen yang klasik sekali. Sampai akhirnya tradisi tersebut terhenti dengan sebuah sindiran, “Pelajaran saha ayena?” yang disertai tatapan sinis.

Sejak saat itu, tradisi ngawifi akhirnya usai. Hingga kembali di kelas 12 dengan format yang lebih variatif.

 

Oktober 2017 – Pak Soni, Nasihat Tak Terlupakan

Beliau guru favorit kami. Selalu ditunggu-tunggu ketika pelajarannya, Produktif. Cara beliau mengajar sungguh berbeda dari kebanyakan guru. Beliau tak banyak kasih materi. Sehari paling cuma satu pembahasan ringkas. Dan beliau menggunakan metode tanya jawab kepada siswa tentang materi yang sedang diajarkan. Jadi, satu persatu akan ditanya oleh beliau tentang materi komputer. Kalimat-kalimat yang akan senantiasa diingat dari beliau,

“Apa itu BIOS?”

“Kemeed.....”

“Kapan saya salah?.....”

“Sireum leutik oge mikil...”

“Itulah kalian....”

“Rano Karno...”

“Ustadz naon dalil-na?.....”

Sedih sekali. Kalimat diatas mungkin tak akan pernah lagi kita dengar. Tetapi disamping itu, beliau sangat luar biasa dalam memberikan nasihat-nasihat. Demi Allah, beliaulah diantara yang menjadi sebab saya kembali pada agama ini. Kalimat-kalimat yang selalu menyentuh hati dan membuat air mata berlinang. Semoga Allah Ta’ala jaga beliau, memberikan kesehatan padanya, dan memberkahi umurnya dalam kebaikan.

 

November 2017 – Pelajaran Sejuta Umat, Fisika

(Pak Selamet Imanudin hafizhahullahu ta'ala)

Diantra pelajaran terfavorit dari yang paling favorit adalah: Fisika. Setiap Selasa pagi, Pak Selamet Imanudin senantiasa menyapa kami untuk menerangkan pelajaran yang Maa Syaa Allah ini. Bagaimanakah Fisika, pembaca sudah tahu. Teman-teman sekelas yang merasa tak tahan, bahkan diantaranya sampai ada yang membuat sebait syair saking kagumnya dengan Fisika,

“Wahai orang-orang yang suka minum Khamr (Arak), berhentilah. Jika kalian ingin mabuk, cukuplah duduk di kelas 10 A pada pukul 08.20 – 09.40. Kita nikmati Fisika bersama.”

Sungguh bijak dan padat makna.

 

Januari 2018 – 1001 Kekonyolan Kawan-Kawan

Kalau boleh jujur, kelas 10 merupakan saat-saat yang paling konyol antara saya dan teman-teman. Mulai dari main game ludo sampai ribut (saya sendiri sih enggak), nga-jakartaan Akh Nasrudin dan Akh Rohmat yang senantiasa berdebat masalah sepele (seperti debat merk pulpen yang dipakai), hingga main bola di lapangan bawah. Pernah satu momen, saya (dijuluki Messi) dan Akh Ahmad (dijuluki Ronaldo) berhadapan. Pertandingan sangat panas (karena memang dilaksanakan sekitar jam 10.30 tengah dinten) apalagi di lapangan yang penuh dengan tanah ngebul. Saya sempat tak sengaja melanggar salah seorang teman sampai dia tersungkur ke tanah, Akh Hendi. Momen itu sulit dilupakan.

(El Clasico: Messi Banjaran vs Ronaldo Garut)

Apalagi saat kami main futsal bareng. Di lapangan yang terbuat dari ASPAL? Iya, aspal. Saya kira begitu awalnya. Dan favorit saya adalah menjadikan saudara Kamal dijadikan target umpan terobosan yang tajam, sampai dia marah-marah.

“Ah, maneh mah teu kira-kira ngoperan teh.” (Padahal sebelum mengoper, saya telah memperhitungkan jarak × lebar : kecepatan angin ÷ gaya gravitasi²)

Jangan lupakan juga bagaimana kehebatan Akh Nasrudin dalam menjaga gawang. Dengan gayanya yang merakyat, yakni seperti seorang perempuan ketika menahan tendangan lawan.



(Kebersamaan di kelas)

Dan kekonyolan yang amat kelewatan adalah tentang kesultanan. Subhanallah, kalau sudah bicara soal itu, maka teman-teman seakan hilang akal sehat. Bicara kemana-kemana gak karuan. Tapi anehnya selalu nyambung dan membuat kita tertawa. Tak dapat dilupakan.

 

September 2018 – Hilangnya Kawan Kami

Merupakan kesedihan tersendiri saat mendengar salah seorang kawan kami, Akh Dian alias Ujo yang memutuskan berhenti sekolah. Sempat dibujuk beberapa kali, tetapi qodarullah beliau tetap teguh dengan pendiriannya. Tetapi, silaturahmi tetap jalan, dengan selalu berziarah ke rumahnya sepekan sekali.

 

Oktober 2018 – Presentasi, Momen Favorit

Bagi saya pribadi, pelajaran dengan metode presentasi adalah momen yang paling menyenangkan. Karena dapat menghidupkan semangat berdiskusi, menelaah, dan membahas pelajaran secara terbuka. Kawan-kawan yang kedepan menyampaikan materi, maka siap-siap saja akan kami tanya dengan pertanyaan yang sulit.

 

November 2018 – Pak Rohman Dan Wacana Hui

Beliau guru Bahasa Indonesia kami. Selalu membuat kami tersenyum dan tertawa selama berada didalam kelas. Cara beliau mengajar sangat mudah diikuti. Meskipun terkadang kami harus menulis materi sangat banyak, tetapi beliau selalu selingi dengan candaan ringan di sela-selanya. Dan wacana pemberian hui (Ubi Jalar) oleh Akh Nasrudin selalu beliau selipkan, “Kumaha ieu teh, arek moal mere hui teh? Wacana porever ah.”

Di luar kelas, beliau merupakan pribadi yang sangat baik dan kerap membantu saya dalam mengerjakan tugas-tugas selama menjadi sekretaris di OSIS. Beliau banyak membagikan ilmu seputar aplikasi Microsoft Office, manfaatnya saya rasakan sampai digunakan untuk menulis artikel-artikel di blog ini.

(Ngaliwet di rumah Pak Rohman)

Kami juga banyak diundang untuk ngaliwet bersama di rumahnya. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan bersama beliau.

 

Januari s.d. April 2019 – Prakerin, Pembuatan Laporan, Sidang

Merupakan pengalaman yang amat berharga tatkala menjalankan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Dimana kami belajar mandiri, dan merasakan sulitnya dunia kerja.

(Sidang di dunia saja terasa berat, apalagi di akhirat nanti)

Apalagi saat pembuatan laporan, terasa berat sekali. Pertama kali membuat karya ilmiah yang harus dipertanggung jawabkan. Dilanjutkan dengan sidang. Belajar berpikir kritis dan menjawab setiap pertanyaan dari penguji.

 

Mei 2019 – Mengabdi di OSIS

Awalnya saya tak berniat ikut OSIS ini. Tetapi karena sedikitnya orang yang berada didalamnya dan atas desakan beberapa guru, akhirnya saya beserta beberapa kawan ikut juga.

Terlalu banyak momen untuk kami sebutkan selama mengabdi sekitar 6 bulan di OSIS. Namun, sangat berkesan saat berkesempatan menjadi panitia PPDB dan MPLS tahun 2019. Dimana saya waktu itu yang ditunjuk sebagai sekretaris mendapatkan banyak sekali faidah berkenaan dengan pengetikkan, administrasi, surat menyurat, dan skil Microsoft Office.

Setiap hari sejak jam 9.00 s.d. 15.00 kami harus stand by di sekolah melayani para pendaftar (siswa baru). Tetapi alhamdulillah, pihak sekolah memberikan khidmah (pelayanan) yang amat baik kepada panitia dari OSIS. Disediakan Wifi khusus dengan speed lumayan hingga diadakan ngaliwet bersama setiap hari. Alhamdulillah.

Saat pelaksanaan MPLS kami diberikan kesempatan untuk menyampaikan beberapa materi berkaitan dengan karakter siswa, dll. Tentu hal ini tak disia-siakan. Hitung-hitung melatih kemampuan public speaking.

(Penyampaian Materi, Terinspirasi Gaya dr. Zakir Naik)

Ada satu momen lucu saat dua hari terakhir pelaksanaan MPLS. Yakni, saat dilaksanakan program kepramukaan. Waktu itu, seluruh panitia diwajibkan memakai pakaian pramuka. Qodarullah, saya yang terakhir kali ikut pramuka pas di SMP, gak punya seragam pramuka waktu itu. Ada juga sudah kekecilan dan gak muat dipakai. Akhirnya, ada salah seorang teman saya yang bersedia meminjamkan. Alhamdulillah.

Tetapi waktu itu saya agak minder. Kenapa? Pertama, gak terbiasa dengan baju pramuka. Kedua, saya lihat warna baju pramuka yang saya pakai berbeda dengan punya kebanyakan orang. Agak coklat gelap begitu. Yang bajunya sama seperti saya hanya seorang, yakni Pak Pembina pramuka.

Dan pada saat waktu istirahat, ketika kami mengarahkan para peserta untuk sholat di Masjid. Tiba-tiba banyak siswa baru yang mendatangi dan menyalami saya, sambil berkata, “Ketua, Ketua.” Lho, kenapa ini?

Akhirnya, teman saya yang meminjamkan baju tersebut berbisik, “Sebetulnya itu baju khusus buat BANTARA, Van.” Saya tanya beliau, “BANTARA apaan?”. Beliau jawab, ”Jadi, BANTARA itu pangkat yang lebih tinggi dalam pramuka.”

(Pidato singkat ketua pramuka, hehe)

Pantas saja, ternyata mereka mengira saya adalah ketua pramuka di sekolah ini. Saya dan kawan-kawan hanya bisa tertawa setelah mengetahui kenyataan tersebut. Gimana caranya saya jadi ketua pramuka, sedangkan ikutan pramuka saja tidak. Ada-ada saja.

Adapun saat LDKS, banyak momen menyenangkan lainnya. Tak dapat saya sebutkan satu persatu disini. Namun, yang menarik adalah saat teman saya (Akh Nasrudin), beliau waktu itu adalah Seksi Rohani. Saat waktu sholat Maghrib tiba, beliau diminta mengimami sholat, qodarullah beliau justru kabur dan mencari-cari pekerjaan, seperti membuat tenda, ngala awi, manggul suluh,  naek pohon pines, dll. Sehingga akhirnya saya yang maju untuk mengimami para peserta waktu itu.

Dan banyak lagi kenangan yang membekas selama masuk dalam organisasi ini. Seperti, pernah jadi kurir sehari penuh dengan mengantar-antarkan berkat buka puasa, mencari rumah peserta di Sinapeul, pulang Maghrib dari tempat print, dll. Tak dapat kami sebutkan seluruhnya.

 

September 2019 – Bekasi Yang Begitu Panas

Pada bulan September 2019, sekolah mengadakan kunjungan industri yang merupakan program rutin setiap tahun bagi siswa kelas 12. Kunjungan tersebut akan dilaksanakan ke Balai Besar Pengembangan Lapangan Kerja (BBPLK) yang terletak di Bekasi.

Pemberangkatan akan dilaksanakan pada pagi hari dan sekolah mengharuskan siswa untuk berkumpul di tempat pemberangkatan sekitar pukul 01.00 dini hari. Waktu itu, saya dan teman-teman menginap di Agus. Beliau yang menawarkan supaya kami menginap disana karena rumah beliau cukup dekat dengan tempat pemberangkatan. Alhamdulillah, saya dan teman-teman lainnya mendapatkan perlakuan baik dari Agus beserta ibunya ketika menginap di rumahnya. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan kebaikan yang banyak bagi beliau.

Saya dan teman-teman berjalan kaki ke tempat pemberangkatan. Ternyata lumayan jauh juga. Kami sampai di tempat pemberangkatan sekitar jam 00.30. Masih sepi waktu itu, hanya ada beberapa guru saja yang sudah stand by.

Sekitar pukul 02.00 akhirnya semua siswa berkumpul juga dan kami mulai berangkat ke lokasi tujuan. 

Diantara teman-teman mereka ada yang tertidur selama berada didalam Bus, tetapi saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Saya menikmati perjalanan dengan melihat pemandangan sepanjang jalan. Jarang-jarang sekali bisa kayak gini.

Ketika memasukki waktu Shubuh, Bus yang kami naikki berhenti sejenak di tempat transit untuk memberikan kesempatan bagi siswa dan guru untuk melaksanakan sholat Shubuh, kalau tidak salah di Karawang waktu itu.

Saya yang baru pertama kalinya keluar kota, ketika menginjakkan kaki di tempat transit tersebut sangat kaget dengan suhu udara yang cukup panas meskipun waktu itu masih pagi. Ternyata begini suhu udara di kota, saya bergumam. Kami pun sholat Shubuh dan istirahat sejanak. Setelah itu kembali melanjutkan perjalanan. Hingga sampai di BBPLK Bekasi pada pukul 07.25.

Sesampainya disana kami langsung diarahkan ke aula khusus untuk mengikuti semacam seminar seputar pengenalan BBPLK Bekasi. Selepas itu kami diajak berkeliling ke area Tempat Pelatihan Kerja tersebut yang cukup luas dan fasilitasnya lumayan memadai.

Pukul 10.00 setelah seluruh rangkaian acara Kunjungan Industri selesai, kami pun beranjak melanjutkan perjalanan. Seperti tertera di jadwal, bahwa kami akan mengunjungi tempat wisata Pantai Ancol dan Taman Mini Indonesia Indah. Baru pertama kali merasakan udara kota Jakarta yang memang benar sangat panas, apalagi di tengah hari.

Adapun di Taman Mini Indonesia Indah, saya mendengar dari pemandu bahwa disana terdapat Al-Qur’an terbesar di Indonesia. Maa Syaa Allah, saya penasaran. Sesampainya disana, saya dan teman-teman langsung mencari tempat dimana Al-Qur’an tersebut berada. Ternyata letaknya ada di Museum Bayt al-Qur’an yang gedungnya bersebelahan dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. Ternyata benar, memang Al-Qur’an tersebut sangat besar ukurannya.

Menjelang pulang, saya diajak untuk bersepeda mengelilingi Taman Mini oleh teman-teman. Saya pun ikut bersama mereka dan menyewa sepeda seharga Rp. 25.000,00 menikmati sore hari di ibu kota.

(Saya bersama Akh Nasrudin)

Kami pun beranjak pulang ba’da Maghrib dari sana dan sampai pada pukul 00.30 WIB. Dan pada saat perjalanan pulang tersebut, tentunya kita akan sulit melupakan momen tatkala ada salah seorang teman yang linglung mencari kunci rumahnya yang hilang. Semoga Allah Ta’ala menjaga kita semuanya.

 

Oktober 2019 – Semuanya Jadi Ahli Bahasa

Entah bagaimana mulanya. Tiba-tiba kami jadi sangat kritis sekali menyerang lawan bicaranya tatkala mendengar bahasa/kata yang menarik diucapkan. Misal,

“Beu, kaduhung tadi teu meuli pulpen.” Siap-siaplah kata yang saya bold tersebut akan dikritik. “Ett... Naon eta kaduhung? Nangkahung atuh. Tong kadu wae.”

“Ka kantin yuk ah, salatri yeuh. Can makan.” Siap-siap dikritik, “Ett... Naon salatri?. Tri mah bahasa Inggirs, urang mah orang Sunda. Jadi, Salatilu.

“Kumaha nya engke ulangan. Sok hariwang teu bisa we.” Siap-siap diubah, “Tong hariwang atuh. Poewang. Hari mah bahasa Indonesia, pake bahasa Sunda atuh, Poe.”

Smartfren sinyal na alus duh.” Akan diganti “Tong Smar wae, cepot atuh. Jadi Cepotfren atawa Dewalafren.”

Dan banyak lagi kelakuan aneh teman-teman dalam mengedit dan memodifikasi bahasa ini. Sampai sekarang pun tradisi ini masih tetap terjaga.

 

Desember 2019 s.d. Februari 2020 – Persiapan UN dan UNBK

Disini kami sibuk dengan berbagai pemantapan, praktikum, dan simulasi UNBK. Pemantapan, yang hadir awalnya penuh. Tapi semakin hari semakin menciut. Dan bisa dihitung dengan jari. Apalagi saat pelajaran Matematika. Pelajaran yang selalu mengundang keseruan bagi kami, karena banyaknya kelakuan menarik dari teman-teman saat ditanya atau disuruh kedepan mengerjakan soal.

(Ruangan yang akan dirindukan)

Adapun praktikum, maka semuanya merasakan betapa sulitnya setting Router Mikrotik OS. Sampai-sampai puluhan kali praktik baru bisa. Betapa sulitnya mengatur IP Address, membuat ping menjadi replying, blok website, hingga membuat limit kecepatan, dll.

Dan saat simulasi, disini kami benar-benar diuji. Banyak sekali error dan beragam hambatan. Sampai-sampai teman saya berteriak, “Intina mah.....” Kemudian disahut oleh guru panutan kami, “Intina mah ngopi hela!!!!” Sungguh bahagia sekali beliau.

 

Maret 2020 – Munculnya Wabah Corona

Beberapa jam sebelum UNBK dihelat, muncullah edaran terkait pengunduran jadwal UNBK dikarenakan situasi yang tidak kondusif akibat wabah virus Corona. Sampai akhirnya pada akhir Maret kemarin, Kemendikbud secara resmi mengumumkan UNBK tahun ini ditiadakan. Semua itu adalah ketetapan Allah Rabbul 'izzah wal jalalah. Kita hanya bisa berdoa, semoga wabah ini segera dilenyapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

(Skuad Mudzakar Lengkap)
Dari kiri atas: Epul, Yogi, Agus, Kamal, Furqon, Saya, Wahidin, Tedi, Candra, Cepi, Yoga, Nasrudin, Sheppy
Banyu, Riki, Hendi, Aldi, Imam, Yayan, Rizki Zul, Dindin, Ridwan
Rohmat, Rohimat, Alvarez, Ahmad, Agung, Mamad, Syifa, Yahya, Krisna

Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan dalam tulisan ini. Saya berdoa, semoga teman-teman semuanya sehat selalu dan diberikan kemudahan dalam menjalani segala urusannya. Semoga kita semua diberikan hidayah dan taufik untuk senantiasa berpegang dengan agama Islam, sampai kita diwafatkan oleh Allah Tabaaraka wa Ta’ala. Aamiin.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه وسلم

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Banjaran, 28 Desember 2020. Akhukum Fillah, Ivan Wanda.

 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengatasi Video Story WhatsApp Tidak Sinkron

  Mengatasi Video Story WhatsApp Tidak Sinkron Sebagaimana kita ketahui, bahwa maksimal durasi video yang dapat diposting pada Story WhatsApp terbatas hanya 30 detik. Jika videonya lebih dari 30 detik, maka biasanya kita akan membaginya menjadi beberapa bagian. Kita tinggal menggeser bagian dari masing-masing video tersebut menjadi per 30 detik. Dulu tidak ada masalah ketika kita terapkan cara seperti ini. Video akan tetap tampil dengan baik tanpa ada kendala. Namun, belakangan ini kerap kali ditemui kasus, yakni ketika posting Story Video, di part yang ke-2 dan seterusnya, video yang kita kirim justru menjadi tidak sinkron antara gambar dan suara. Contohnya, ketika saya posting kajian video berdurasi 1 menit. Pada bagian pertama, tidak ada masalah. Adapun ketika di bagian yang kedua, maka antara suara dan gambar menjadi tidak sesuai. Sehingga terkesan menjadi kurang nyaman untuk dilihat.  Pernahkah mengalaminya, teman-teman? Tentu gak enak ya. Seperti kata pepata...